SMA PLUS PGRI CIBINONG
Sepuluh Unggulan Satu
 Biodata
Nama : Maulana Itsar Farrastyo
TTL : Bogor, 13 Oktober 1996
Alamat : Griya Bukit Jaya Blok E4/19, Gn. Putri Bogor.
Hobi : Futsal, Jogging, Cycling, Traveling
Cita-cita : Pemain Sepak Bola professional, musisi
motto : dream dare and do !, impossible is nothing
gaya belajar : audio
sinopsis lima sekawan
Pada suatu hari Anne (adik Julian) dan George (saudara Julian) mendapat surat dari Julian. Mereka berdua sangat senang sekali dan dengan cepat mereka membaca surat itu. Ternyata isi surat itu berisi liburan yang akan didapat Julian dan Dick selama beberapa hari bertepatan dengan akhir pekan yang panjang pada pertengahan semester. Anne dan George pun segera menyiapkan seluruh bekal untuk perjalanan mereka selama 5 hari.
Hari keberangkatan tiba. Julian dan Dick serta Anne, George, dan Timmy (anjing) berangkat namun dengan arah yang berbeda. Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah kedai minuman. Setelah semuanya berkumpul, mereka memesan sandwich sebanyak 64 sandwich untuk bekal mereka. Pemilik took juga mengingatkan untuk berkati-hati karena di sini banyak penjara.
Mereka berlima berangkat. Mereka akhirnya sampai di Bukit Kelinci. Disana banyak sekali kelinci. Begitu pula di Hutan Arnab. Timmy segera mengejar kelinci-kelinci itu. Namun sayang ia terjebak di liang kelinci. Anne berusaha mengeluarkan Timmy. Setelah 30 menit, Timmy bias dikeluarkan. Merekapun beristirahat dan menyantap makanan yang mereka bawa.
Setelah selesai mereka berangkat untuk melanjutkan ke Telaga Biru. Namun di tengah jalan kaki Timmy terkilir akibat kejadian tadi. Julian dan George memutuskan ke Wisma Spiggi untuk mengobati kaki Timmy. Sedangkan Anne dan Dick melanjutkan ke penginapan.
Anne dan Dick berangkat. Hari mulai gelap dan hujan. Mereka hampir saja tersesat namun akhirnya mereka menemukan sebuah rumah. Anne pun tinggal di rumah itu, namun Dick harus tinggal di lumbung karena pemiliknya tidak mengijinkandua orang tinggal. Saat ia tidur di lumbung, ada orang aneh dan misterius yang memanggil nama Dick. Dick menghampirinya di balik jendela dengan menyembunyikan diri. Orang itu memberi pesan aneh. Dick bingung dan tertidur kembali. Sesaat kemudian ada oarng yang misterius dating ke dalam lumbung. Sepertinya orang itu sedang menunggu sesuatu.Dick pun semakin menyembunyikan dirinya. Saat pagi tiba, orang itu sudah tidak ada.
Dick segera kembali ke rumah itu, namun anak pemilik rumah (Dirty Dick) segera mengusirnya. Dick lari dan bersembunyi. Ia mencari cara untuk menyelamatkan Anne yang berada di loteng rumah itu. Mereka pun berhasil pergi dari rumah itu. Dick dan Anne bertanya kepada orang yang berpapasan di tengah jalan. Ternyata rumahitu bukan penginapan Telaga Biru. Mereka segera pergi ke Tiga Gembala.
Sesampai disana mereka bertemu dengan Julian, George, dan Timmy. Mereka berlima sarapan dan menceritakan pengalaman mereka masing-masing. Mereka menebak orang yang memberi pesan kepada Dick adalah narapidana yang kabur, karena semalam ada narapidana yang melarikan diri. Mereka berencana untuk melapor ke kantor polisi di desa Reebles. Saat mereka melapor ke sana, polisi disana tidak percaya mengenai laporan mereka dan mengatakan bahwa napi itu sudah di tangkap. Mereka pun bertemu Meg (anak perempuan) dan bersama-sama pergi ke rumah nenek Meg untuk makan. Setelah itu mereka bertanya tentang daerah Dua Puhon. Nenek pun menjelaskan tentang daerah itu. Mereka mencoba ke sana dan bertanya ke kantor pos sambil menyewa selimut.
Mereka pergi ke sana dan menginap di sebuah kamar bawah tanah dari rumah yang telah terbakar. Saat pagi mereka kembali berdiskusi mengenai masalah pesan itu. Mereka hampir memecahkan pesan itu dan memutuskan untuk mencari Saucy Jane (kapal) yang diperkirakan didalamnya terdapat harta.
Tanpa disangka Maggi dan Dirty Dick dating dan mereka sempat adu mulut, namun Lima Sekawan berpura-pura sedang melancong. Lima Sekawan memutuskan naik rakit untuk mencari harta itu dan setelah berusaha keras mereka menemukannya. Namun Maggi dan Dirty Dick juga pergi ke danau itu dan mereka adu mulut lagi. Akhirnya Maggi dan Dirty Dick pergi. Lima Sekawan juga memutuskan untuk mengambil harta itu pada malam hari saja.
Pada waktu malam hari mereka berhasil mengambil harta itu dan mereka menunggu pagi untuk menyerahkan harta itu ke kantor polisi namun bukan kantor polisi di desa Reebles.
Saat matahari muncul meeka segera pergi. Namun mereka diketahui Maggi dan Dirty Dick bahwa mereka telah mengambil harta itu. Dirty Dick segera mengejarnya, tetapi kaki Dirty Dick terjebak di Lumpur. Begitu pula dengan Maggi. Setelah Lima Sekawan sampai di kantor polisi, mereka menceritakan semuanya dan para polisi segera menangkap Dirty Dick serta Maggi. Harta itu pun segera di kembalikan kepada pemiliknya yaitu Ratu Fallensia.
Read More
Sepuluh Unggulan Satu
 BIODATA

 NAMA : SHARAH MAWAR MUFIDAH
TTL: JAKARTA, 4 MARET 1996
ALAMAT : VILLA PERTIWI JL. CENDANA 3 NO. 6 CIMANGGIS, DEPOK
HOBI : MEMBUAT SESUATU YANG BARU, MENDENGARKAN MUSIK
CITA-CITA : SUTRADARA, DOKTER SPESIALIS
GAYA BELAJAR : KINESTETIK

SINOPSIS
Di sebuah SMK Tunas Bangsa, tiba-tiba datang seorang cewek pindahan dari kampung. Udik alias kampungan, tapi wajahnya Dian Sastro banget. Pramuka yang sering disebut sebagai markas playboy kontan heboh.
Reddy adalah seorang bintara langsung tertarik tujuh turunan saat mengetahuinya. Ia pun bertekad untuk menakhlukkan hati sang hawa tersebut. Caranya? Apalagi kalau bukan menggelar Persami sebagai media pendekatan yang diadakan selama dua hari satu malam.
Sayangnya target kali ini tidak mudah. Si Dian Sastro super-duper dingin. Ketus, semua jurus Reddy mentah. Mulai dari Serat Jiwa Brahma Kumbara, jurus Dewa Mabuk Fong Sayuk, jurus kedipan mata Piere Roland di sinetron gerhana, Ajian Waringin Sungsang dari perguruan Gunung Saba, sampai dia yang rela nyungsang sana nyungsang sini.
Ia pun kehabisan waktu untuk mendekatinya, lantaran Persami akan selesai. Tiba-tiba ia ingat bahwa Rohis juga mengadakan acara Isra Miraj dan lokasinya bersebelahan dengan Pramuka. Ia berfikir bagaimana kalau Persami ini diperpanjang dengan memperingati Isra Miraj? Tak disangka alasan itu dapat diterima oleh forum Pramuka. Ia pun segera menjalin kerjasama dengan Rohis walaupun hubungan antara Rohis dan Pramuka saat ini tidak begitu baik.
Semua ini dilakukan hanya untuk mendekati Widi. Acara diselenggarakan pada malam hari. Namun masalah baru terjadi. Pembicara dalam acara tersebut yang tidak lain adalah bapak Adon (teman reddy) tidak kunjung hadir, para undangan dari kampung tersebut sudah menunggu mulainya acara. Reddy spontan kebingungan. Akhirnya ia nekat untuk memulainya. Keringat dingin memenuhi dahinya. Mulutnya bagai terkunci mati. Ia hendak menyebut satu ayat, tetapi yang melintasnya dalam ingatannya adalah mars pramuka. Jelas ia seperti itu, karena sholatnya pun jarang-jarang. Kembali ia mencoba untuk membuka acara. Akhirnya Pak Lurah dengan sukarela memberikan ulasan singkat dan melengkapi apa yang disampailkan Reddy. Di sisi lain ternyata bapak Adon mengalami kecelakaan dan dirawat di rumah sakit. Beliaupun memerlukan bantuan donor darah O. Saat Reddy mengetahuinya, ia pun mengabarkan berita itu kepada para undangan. Akhirnya banyak orang yang membantu.
Lagi-lagi ia tidak mendapat kesempatan untuk mendekati Widi. Ia pun diejek Riki atas kegagalannya dalam mendekati Widi. Ini diperparah dengan terancamnya gelar sang penakhluk kelas wahid yang disandangnya.
Reddy pun panas saat mengetahui Dhimas (anak SMK Pembangunan) mendekati Widi. Ia bertambah marah saat temannya dipukuli oleh anak SMK Pembangunan. Ia segera membuat perhitungan dengan mereka. Saat ia melihat Dhimas berjalan bersama Widi, Reddy segera mendekati dan memukulnya. Namun saat itu tidak terjadi perkelahian besar karena ditengahi oleh Widi. Masalah kembali timbul saat Riki diteror oleh Dhimas. Lebih parahnya lagi saat Riki disandera oleh Dhimas dan kawan-kawannya.
Ditempat lain Reddy ikut dalam qiyamul lail di Masjid Agung. Walau mulanya ia sempat menolak ajakan Rohis untuk datang karena ia telah diminta kakaknya untuk mengantarkan seseorang, tetapi tidak disangka orang yang diantarnya itu adalah pembicara dalam acara qiyamul lail di Masjid Agung. Malam itu Reddy tenggelam dalam alunan tilawah rekan-rekan Rohis. Benarkah itu saat yang tepat untuk berubah?
Di tempat lain, Roni (kakak Reddy) ditipu oleh Dhino (kakak Riki) dan ia disandera untuk menggantikan Riki. Reddy segera diberitahu mengenaik keadaan kakaknya dan ia pun segera datang. Saat mengetahui bahwa kakanya telah disandera ia pun segera menyelamatkannya. Perkelahian tidak terhindarkan. Reddy mengalami tusukan. Bersamaan dengan itu Widi sedang lari pagi dan begitu terkejut saat Reddy ditusuk oleh Dhimas. Widi pun menangis. Orang-orang rohis datang tepat waktu dan menolong Reddy.
Ternyata ini semua adalah ulah Dino (kakak Riki) dan ia juga menyukai Widi. Ia memperalat Dhimas untuk mendekati Widi, agar terjadi perselisihan antara Dhimas dan Reddy. Ia berfikir bersaing dengan Dhimas lebih simpel daripada bersaing dengan Reddy. Pertimbangan matematisnya mengatakan kalau Widi jatuh ke tangan Reddy , maka ia akan sulit untuk merebutnya. Tapi apabila jatuh ke tangan Dhimas, ia lebih punya nyali untuk bersaing.
Polisi segera mengejar Dhimas dan kawan-kawan. Sedangkan Reddy berbaring di rumah sakit. Widi tidak henti-hentinya menangis. Saat di rumah sakit Reddy berfikir banyak tentang Islam. Kini ia telah sadar banyak hal yang telah ia abaikan. Hari itu Reddy dan Widi banyak bercerita. Widi pun menyadari bahwa sang penakhluk itu telah benar-benar jatuh cinta kepadanya dan bahwa ia benar-benar ditakhlukkannya.
Read More
Sepuluh Unggulan Satu

--BIODATA—
 
·      Nama : Daffa Albari Naufal
·      Alamat : Komplek Deppen RRI, jalan Pemancar IX no VI
·      Hobby : Gamerss
·      Tempat tanggal lahir : Jakarta/ 08-12-1996
·      Cita-cita : Jadi Direktur PT. APPLE Indonesia
·      Motto : Hardworking Defeat Talent
·      Gaya Belajar : Auditorial
·      No. HP : Privasi





LASKAR PELANGI
                Pagi itu, waktu aku masih kecil, aku duduk di bangku panjang di depan sebuah kelas. Sebatang pohon filicium tua yang meneduhiku. Ayahku duduk disampingku, memeluk pundakku dengan kedua lengannya dan tersenyum mengangguk-angguk pada setiap orang tua dan anak-anaknya yang duduk berderet-deret di bangku panjang lain di depan kami. Hari itu adalah hari yang agak penting: hari pertama masuk SD
        Di ujung bangku-bangku panjang tadi ada sebuah pintu terbuka. Kosen pintu itu miring karena seluruh bangunan sekolah sudah doyong seolah akan roboh. Di mulut pintu berdiri dua orang guru seperti para penyambut tamu dalam perhelatan. Mereka adalah bapak tua berwajah sabar, Bapak K.A Harfan Efendy Noor, sang kepalah sekolah dan seorang wanita muda berjilbab, Ibu N.A Muslimah Hafsari atau Bu Mus. Seperti Aayhaku, Mereka Berdua juga tersenyum
        Namun senyum Bu Mus adalah senyum getir yang dipaksakan karena tampak jelas beliau sedang cemas. Wajahnya tegang dan gerak-geriknya gelisah. Ia berulang kali menghitung jumlah anak-naka yang duduk di bangku panjang. Ia demikian khawatir sehingga tak peduli pada peluh yang mengalir masuk ke pelupuk matanya. Titik-titik keringat yang bertimbulan di seputar hidungnya menghapus bedak tepung beras yang dikenakannya, membuat wajahnya coreng moreng seperti pemeran emban bagi permaisuri dalam Dul Muluk, sandiwara kuno kapung kami
        “Sembilan orang … baru Sembilan orang Pamanda Guru, masih kurang satu. . .,” katanya gusar pada bapak kepala sekolah. Pak Harfan menatapnya kosong.
        Ternyata bukan hanya Bu Mus saja yang panik, tetapi para orang tua murid ikut panik. Mereka takut anak-nakanya tidak dapat bersekolah dan harus menjadi kuli. Aku berfikir sejak dulu lebih baik aku menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga tetapi ayah ku tidak menginginkannya.
        Aku mengenal para orangtua dan anak-anaknya yang duduk di depanku, Kecuali seorang anak lekaki kecil kotor berambut keriting merah yang meronta-ronta dari pegangan ayahnya. Ayahnya itu tak beralas kakai dan bercelana akin belacu. Aku tak mengenal anak beranak itu. Da selebihnya adalah teman baikku.
        “Kita tunggu sampai pukul sebelas.” Kata Pak Harfan pada Bu Mus da seluruh orang tua yang telah pasrah. Suasanan hening seketika.
        Waktu pun berjalan sampai pukul sebelas tetapi tidak ada satupun murid yang bertambah di sekolah itu. Pak Harun pun harus rela menutup seoklah itu karena muridnya tidak mencapai sepuluh orang. Dengan perasaan sedih Pak Harun dan Bu Mus berdiri di depan menghadap orang tua dan ingin mengumumkan bahwa sekolah akan ditutup. Baru Pak Harfan mengucapkan Assalamu’alaikum tiba-tiba Trapani berteriak berkata “HARUN”
        Harunlah yang menjadi penyelamat kami. Ia seperti seorang pahlawan. Bu Mus pun yang tadinya berkeringan dengan expresi wajah panik bercampur bingungpun akhirnya tersenyum karena sekolah tidak jadi ditutup
        Bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakan sampau puluhan tahun mendatang karena pagi itu aku melihat Lintang dengan canggung menggenggam sebuah pensil besar yang belum diserut seperti memegang sebilah belati. Ayahnya pasti telah keliru membeli pensil karena yang ujung satu berwarna biru dan ujung satunya lagi berwarna merah. Bukannya pesil seperti itu buat tukang jait atau tukang sol untuk menggaris? Bukan untuk menulis.
        Hal yang tak akan pernah kulupakan adalah bahwa pagi tiu aku menyaksikan seorang anak pesisir melarat—teman sebangku—untuk pertama kalinya memegang pensil dan buku, dan kemuudiam pada tahun-tahun berikutnya, setiap apa pun yang ditulisnya merupakan buah pikiran yang gilang gemilang, karena nanti ia—seorang anak miskin pesisir—akan menerangi rembulan menjadi manusia paling jenius yang pernah kujumpai dalam hidupku.
        Suasana sekolah kami tidak akan pernah berubah untuk Sembilan tahun kedepan karena hanya kami sajalah yang akan menjadi murid-murid di sekolah Muhammadiyah. Hal itu tidak membuat teman-teman malas akan belajar. Kadang-kadang pun kalau sedang musim hujan, kami selalu membersihkan kelas dan mengeluarkan kambing karena saat hujan kambingpun mengungsi di kelas kami seperti korban Tsunami.
        Hari demi hari kami lalui bersama. Suka,duka,kita lalui. kami menjuarai lomba karnaval pada 17 Agustus. Saat kami juara ada sorang anak perempuan pindah dari SD Timah. ia berkata bahwa di sekolah Muhammadiyah ada sebuah keajaiban khusus yang hanya bisa dilihat olehnya.
        Kami sepuluh murid tidak percaya akan kemampuan dia. Seolah-olah dia seperti meramal masa depan kami. Lalu kami diajak ke sebuah pulau untuk mencari seorang dukun yang akan meramalkan masa depan kami. Tapi ternyata hasil yang begitu sia-sia karena saat kami mendapatkan kertas yang diberikan oleh dukun tersebut, terdapat sebuh tulisan “Rajin-rajinlah kamu belajar agar jadi anak pandai”. Aku dan kawan-kawanku langusng menjauhi anak itu. Anak itupun menghilang karena ikpa kami yang terlalu kasar kepadanya. Ia menghilang di sebuah hutan yang jauh dari desa kami. Akhirnya ia ketemu dan kembali bersekolah.
        Sikap ia berubah. Ia lebih suka membaca buku dari pada berbincang-bincang dengan kami. Ia masih teringat akan teman-temannya yang menjauh dari dia.
        Saat ingin mengikuti lomba cerdas cermat antar kecamatan, ia memberikan kami inspirasi yag sangat luar biasa. Inspirasi dia membuat sekolah kami mendapatkan penghargaan untuk yang kedua kalinya.
        Hari itu telah berlalu dan waktu yang paling pahit buat kami. Kami kehilangan anak jenius pesisir karena ia harus menggantikan posisi ayahnya yang telah meninggal dunia.
        Hati kami semua pun bersedih karena kami tidak akan bisa menemukan orang yang jenius seperti dia. Bagiku orang seperti dia lahir dalam sepuluh tahun sekali. Saat ia berpamitan ke sekolah, aku dan kawan-kawanku melarangnya untuk berhenti sekolah tapi usaha kami sia-sia.
        Aku tak akan pernah menyerah untuk meraih harapan.
        Dua puluh tahun kemudian aku sudah di Prancis. Aku sudah mewujudkan cita-citaku yang selama ini aku pendam di dalam hati sanubariku. Saat aku ingin menengoki desaku aku bertemu dengan teman lamaku “Lintang si otak jenius”. Hatiku sangat gembira begitu melihat dia. Ibaratkan aku seperti di surga bertemu dengan professor yang sangat aku kagumi. Aku berbincang-bincang dengan dia dan ia sekarang memiliki seorang putri yang cantik yang bersekolah di tempat kami dulu bersekolah.      
Read More
Sepuluh Unggulan Satu
Nama : Astelia Cahyaningrum
TTL  : Jakarta, 16 Agustus 1996
Alamat : Jatijajar 2 Rt 02/07
Hobby : Baca Novel
Motto : Be your self yaa!
Cita-cita : insyaallah Dokter
Gaya Belajar: Kinestetik
No.Hp : Secret......
 
Pada Masa Orientasi Siswa (MOS) ketiga cowok ini dikerjain abis-abisan oleh kakak-kakak kelasnya. Romeo mungkin satu-satunya murid baru yang paling banyak mendapatkan tanda tengkorak—tanda yang diberikan tiap kali murid baru membuat kesalahan—di antara temannya yang lain. Bayangin aja, hari pertama MOS, Romeo, yang punya tampang mirip Nicholae Saepisan, pemeran utama film Janji Jono itu, udah nonjok kakak kelasnya yang secara usil membaca diary-nya. Duh!!!
Lain halnya dengan Rojali dan Roy. Bisa dibilang, hukuman mereka masih batas standar—alias nggak jauh beda dengan anak baru lainnya. Rojali, anak tuan tanah Betawi yang punya kebon pete lima hektar ini, disuruh bawa pete kupas dengan berat bersih 7 kilo 5 ons 3 ½ gram. Dan, Roy yang mukanya mirip Kabayan banget, disuruh bawa dodol plus peuyeum bandung sebanyak lima kilo.
Ketiga cowok ini nggak mau pasrah begitu aja. Di bawah bendera The Refo! mereka melakukan perlawanan untuk mendapatkan hak yang setara sama senior mereka. Huuuuu…takuttttt!!!
Namun, usaha mereka ternyata nggak segampang yang dibayangkan. Bomberz!, geng anak kelas dua dan tiga yang sok banget, nantangin mereka untuk membuktikan siapa yang paling hebat di antara mereka.
Semua tantangan yang dikasih Bomberz! mereka jabanin dengan berani. Mulai dari ngadu bola, sampai ngegebet tiga orang cewek senior—Julia, Jiwa dan Jasmine—anggota The J yang terkenal karena kecantikan, kepintaran, dan kejutekannya. Romeo sendiri, diam-diam mulai suka sama Julia gara-gara cewek yang pintar bikin blackforest itu membangkitkan kenangannya akan ibunya yang sudah meninggal. Ck...ck...ck....
Tokoh Cerita :
  • Romeo : Pemberontak, jutek, tegas, tampan, suka blackforest
  • Rojali : Kocak, polos, asli Betawi,
  • Roy : Kocak, polos, asli Garut, wajah pas-pasan
  • Bram : Sombong, sok romantis
  • Jasmine : Jutek, cantik, pintar
  • Julia : Jutek, cantik, pintar, pandai membuat blackforest
  • Jiwa : Jutek, cantik, pintar
  • Johan : kaya, wajah pas-pasan
Read More